Wisuda SMP Islamic Global School: Pidato Aisya tentang Mengontrol Emosi

Pada acara wisuda SMP Islamic Global School, Rihhadatul’aisya, yang biasa dipanggil Aisya, menyampaikan pidato yang bertema “Mengontrol Emosi.” Ia mengawali pidatonya dengan mengucapkan selamat kepada teman-temannya yang telah melewati berbagai tantangan selama masa SMP.

Aisya menceritakan pengalaman dan pelajaran berharga yang diperolehnya selama tiga tahun di SMP IGS, yang bukan hanya pelajaran akademik tetapi juga pelajaran hidup. Ia belajar tentang pentingnya kesabaran dalam menghadapi hal-hal yang tidak disukainya, tidak bisa dikuasainya, dan hal-hal yang berada di luar kendalinya. Sebelumnya, ia sering merasa marah dan menolak hal-hal tersebut dengan mentah-mentah, namun ia menyadari bahwa marah tidak dapat menyelesaikan masalah dan tidak membuat orang lain lebih peduli.

Aisya menekankan pentingnya kecerdasan emosional selain kecerdasan intelektual. Baginya, hidup adalah pilihan, dan memilih untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin adalah pilihan yang bijak. Ia menyadari bahwa marah tidak akan membuat orang lebih peduli atau membuat kita tenang. Sebaliknya, menghadapi emosi orang lain dengan kepala dingin, diam, mendengarkan, dan menanggapi jika perlu adalah cara yang lebih efektif.

Ia berbagi bahwa salah satu pelajaran penting yang dia pelajari adalah bagaimana menghadapi emosi orang lain dengan lebih tenang dan sabar, sebuah nasihat yang ia dapatkan dari ibunya. Aisya menekankan bahwa mengendalikan emosi bukan berarti menyembunyikannya, melainkan mengenali, memahami, dan menangani emosi dengan cara yang matang dan efektif.

Dalam analoginya, Aisya membandingkan emosi dengan api. Jika kita mampu mengendalikannya, api dapat menjadi sumber energi yang bermanfaat, namun jika tidak, api tersebut bisa menjadi bencana. Oleh karena itu, mengontrol emosi adalah hal yang sangat penting, baik di sekolah maupun di kehidupan sehari-hari.

Aisya juga mengucapkan terima kasih kepada orang tuanya yang telah mendidiknya menjadi perempuan yang mandiri dan dapat diandalkan, serta kepada para guru yang telah memberikan ilmu dan bimbingan. Ia berterima kasih kepada teman-temannya yang telah bersamanya selama tiga tahun, serta kepada adik-adik kelas yang telah memberikan dukungan.

Pidatonya ditutup dengan pesan bahwa pertemuan mereka bukanlah kebetulan, melainkan ada alasan di baliknya yang telah ditetapkan oleh Allah. Ia mengucapkan terima kasih kepada teman-temannya Nadia, Cantika, dan Tisya yang selalu ada di sisinya selama tiga tahun ini. Aisya mengucapkan selamat kepada angkatan 2024 dan mengingatkan bahwa apa pun yang terjadi di masa depan adalah tantangan yang harus dihadapi.

https://drive.google.com/file/d/1f6JeDUQMWpsDOuTOiMDM2-hzd3UEwCXI/view?usp=sharing